Identifikasi Sesar di Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Gravitasi dan Analisis Second Vertical Derivative (SVD)

  1. Home
  2. /
  3. News
  4. /
  5. Uncategorized
  6. /
  7. Identifikasi Sesar di Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Gravitasi dan Analisis Second Vertical Derivative (SVD)

Kabupaten Sumbawa, yang terletak di bagian selatan Pulau Sumbawa, Indonesia, merupakan daerah yang rawan bencana gempa bumi. Pulau Sumbawa terletak pada jalur tektonik aktif yang berdekatan dengan zona tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. Kondisi ini mengakibatkan tingginya aktivitas tektonik di Pulau Sumbawa, yang menyebabkan banyak terbentuknya struktur-struktur geologi berupa sesar (patahan) baik skala lokal maupun skala regional.

Penelitian yang dilakukan oleh Adella Ulyandana Jayatri, Warni Multi, Sayidatina Hayatuzzahra tentang sesar di Pulau Sumbawa menjadi salah satu topik penting untuk dipelajari lebih mendalam. Salah satu metode yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan sesar adalah metode gravitasi. Metode gravitasi atau yang dikenal dengan gravity method adalah metode geofisika pasif yang mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan oleh perbedaan nilai densitas lapisan batuan dibawah permukaan bumi.

Sesar atau patahan merupakan struktur geologi yang terbentuk akibat pergeseran lapisan bumi dari kedudukan normalnya. Terdiri dari sesar aktif dan sesar pasif. Sesar aktif adalah patahan yang terus menunjukkan aktivitas pergerakannya sedangkan sesar pasif adalah patahan yang tidak bergerak sama sekali. Sesar pasif dapat menjadi sesar aktif apabila adanya gaya atau getaran yang memicu pergerakannya.

Penelitian mengenai identifikasi sesar di Kabupaten Sumbawa bagian selatan dilakukan dengan menggunakan metode gravitasi. Data yang digunakan berupa data Free Air Anomaly (FAA) dan Topografi yang merupakan data citra satelit TOPEX. Data tersebut dilakukan koreksi Bouguer dan Terrain untuk diperoleh data anomali bouguer lengkap. Nilai Anomali bouguer lengkap dilakukan pemisahan anomali regional dan anomali residual dengan menggunakan filter Gaussian. Anomali regional memiliki rentang nilai 115.0 mGal sampai 164.2 mGal sedangkan anomali residual memiliki rentang nilai -8.8 mGal sampai dengan 6.8 mGal.

Pada Anomali residual menunjukkan zona anomali rendah pada zona selatan bagian tengah yang dipengaruhi oleh densitas batuan di zona tersebut yang berupa alluvial dan endapan pantai. Anomali residual yang dihasilkan dilakukan analisis second vertical derivative (SVD) untuk mengidentifikasi jenis sesar/patahan di wilayah tersebut.

Berdasarkan interpretasi, zona sesar/patahan berada pada nilai anomali rendah yang diapit oleh nilai anomali tinggi sehingga patahan yang berada di bagian selatan daerah penelitian relatif berarah Timurlaut-Baratdaya. Grafik hasil slicing menunjukkan nilai maksimum lebih kecil dibandingkan mutlak nilai minimum sehingga disimpulkan bahwa sesar di kawasan tersebut merupakan sesar naik.

Metode gravitasi atau yang dikenal dengan gravity method adalah metode geofisika pasif yang mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan oleh perbedaan nilai densitas lapisan batuan dibawah permukaan bumi. Metode ini sensitif terhadap benda yang memiliki perbedaan densitas dengan material disekitarnya dibawah permukaan bumi. Namun, medan gravitasi yang terukur di permukaan bumi juga dipengaruhi oleh perubahan topografi, bentuk dan rotasi bumi, bentuk dan rotasi bumi serta pasang surut bumi. Sehingga pengaruh tersebut harus dihilangkan agar data gravitasi yang terbaca dapat menginterpretasikan bawah pemukaan bumi dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik sesar yang ada di bagian selatan Kabupaten Sumbawa. Sesar tersebut melewati kawasan Kecamatan Lunyuk dan sekitarnya yang mana kawasan tersebut adalah kawasan rentan longsor dan terjadinya gerakan tanah. Salah satu metode yang biasa digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan sesar adalah metode gravitasi. Metode ini merupakan metode geofisika pasif karena pengukuran dilakukan tanpa perlu melakukan injeksi atau perlakuan terhadap bumi. Metode ini sering dimanfaatkan untuk survei pendahuluan dalam eksplorasi terutama dalam menentukan struktur geologi dibawah permukaan. Kelebihan dari metode ini adalah dapat memberikan gambaran kontras densitas batuan dengan baik, sehingga efektif digunakan dalam menentukan keberadaan struktur geologi seperti sesar.

Para peneliti menemukan bahwa zona anomali rendah yang terletak di bagian tengah selatan Sumbawa, khususnya di sekitar Kecamatan Lunyuk, menunjukkan adanya sesar yang mungkin tidak aktif saat ini namun memiliki potensi untuk bergerak di masa depan. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat area tersebut merupakan zona rawan longsor dan gerakan tanah, yang jika terpicu oleh aktivitas tektonik, dapat menimbulkan risiko signifikan bagi penduduk setempat.

Dengan menggunakan metode gravitasi, tim peneliti tidak hanya dapat mengidentifikasi lokasi sesar dengan lebih akurat, tetapi juga dapat memahami jenis sesar yang ada. Analisis SVD yang dilakukan pada anomali residual mengungkapkan bahwa sesar di wilayah ini cenderung merupakan sesar naik, yang terbentuk akibat gaya vertikal yang mendorong satu blok batuan ke atas relatif terhadap blok lainnya.

Temuan ini penting karena sesar naik sering dikaitkan dengan gempa bumi yang besar, dan pengetahuan tentang keberadaan dan orientasi sesar ini dapat membantu para ilmuwan dan pemerintah setempat dalam merancang strategi mitigasi bencana yang lebih efektif. Misalnya, dapat membantu dalam penentuan lokasi yang aman untuk pembangunan infrastruktur dan perumahan, serta dalam pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi.

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya integrasi antara ilmu geologi dan teknologi canggih. Dengan memanfaatkan data satelit dan metode geofisika pasif, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika bumi kita tanpa mengganggu lingkungan. Ini adalah langkah maju dalam cara kita mempelajari dan berinteraksi dengan planet yang kita huni, memberikan kita alat untuk hidup yang lebih harmonis dengan alam sekaligus meminimalisir dampak bencana alam.

Kesadaran dan pemahaman yang lebih baik tentang risiko geologis di Pulau Sumbawa dan daerah lain dengan kondisi serupa bisa menjadi kunci dalam memperkuat ketahanan komunitas terhadap gempa bumi dan bencana geologis lainnya. Dengan terus berinvestasi dalam penelitian dan teknologi, kita dapat membangun masa depan yang lebih aman untuk generasi yang akan datang.