Hujan, yang seringkali dianggap sebagai berkah, ternyata dapat berubah menjadi ancaman bagi pengendara sepeda motor, khususnya di ruas jalan Lintas Sumbawa-Bima pada km 22. Penelitian yang dilakukan oleh Asmawati mahasiswa Teknik Sipil Universitas Teknologi Sumbawa, mengungkap fakta menarik seputar pengaruh hujan terhadap jarak pandang pengendara sepeda motor.
Dengan menggunakan metode kuesioner, penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa curah hujan memiliki pengaruh signifikan sebesar 52% terhadap visibilitas pengendara. Hal ini tentu menjadi perhatian serius mengingat jarak pandang yang terbatas dapat meningkatkan risiko kecelakaan di jalan raya.
Lebih lanjut, penelitian ini juga melakukan perhitungan matematis untuk menentukan jarak pandang henti yang diperlukan pengendara sepeda motor di berbagai kecepatan, mulai dari 50 km/jam hingga 90 km/jam. Hasilnya cukup mencengangkan, di mana jarak pandang henti yang diperlukan berkisar antara 41.339 m hingga 72.368 m, dan nilai ini meningkat seiring dengan peningkatan kecepatan kendaraan.
Kondisi geografis Kecamatan Lopok di Kabupaten Sumbawa yang memiliki tingkat curah hujan meningkat dari tahun 2017 hingga 2021 menambah kompleksitas masalah. Jalan yang sering tergenang air akibat drainase yang tidak memadai, berlubang, dan dipenuhi pasir serta kerikil, menjadi tantangan tersendiri bagi pengendara yang harus berhati-hati saat berkendara di tengah guyuran hujan.
Penelitian ini tidak hanya berhenti pada pengumpulan data primer seperti pengukuran lebar jalan dan observasi kondisi sekitar, tetapi juga mengumpulkan data sekunder dari POLRES Sumbawa dan BMKG untuk melengkapi analisis. Dengan durasi penelitian selama lima bulan, Asmawati telah menyusun sebuah skripsi yang tidak hanya berisi teori, tetapi juga solusi praktis untuk meningkatkan keselamatan berkendara.
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Asmawati adalah bahwa hujan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jarak pandang pengendara sepeda motor, dengan 52% responden menyatakan bahwa hujan sangat mempengaruhi visibilitas mereka saat berkendara. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi cuaca buruk, seperti hujan, dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas karena terbatasnya pandangan pengendara.
Perhitungan jarak pandang henti yang diperlukan menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan kendaraan, semakin panjang jarak yang dibutuhkan untuk berhenti dengan aman. Ini menegaskan pentingnya mempertimbangkan kondisi cuaca dalam perencanaan kecepatan berkendara dan desain infrastruktur jalan.
Penelitian ini juga menggarisbawahi kebutuhan akan perbaikan infrastruktur, seperti sistem drainase yang lebih baik, pemeliharaan jalan yang teratur, pemasangan rambu yang efektif, dan peningkatan penerangan jalan untuk meningkatkan keselamatan pengendara. Pendidikan dan kesadaran pengendara tentang cara berkendara yang aman selama hujan juga sangat penting untuk mengurangi kecelakaan.
Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa perbaikan infrastruktur dan peningkatan kesadaran pengendara dapat secara signifikan mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas selama hujan, sehingga menjadikan jalan raya lebih aman bagi semua pengguna.