Artikel ini diambil dari penelitian Erlina Damayanti (Alumni Teknik Sipil Universitas Teknologi Sumbawa)
Kehidupan di Pulau Sumbawa terus berkembang setiap tahunnya, dan dengan pertumbuhan ini, transportasi menjadi salah satu elemen penting dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Terlebih lagi, banyak orang yang merasa tertarik untuk melakukan perjalanan ke daerah seperti Mataram, yang juga merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dalam perjalanan ini, satu moda transportasi yang cukup populer adalah travel, meskipun terbilang memiliki tarif yang cukup tinggi. Penelitian ini akan membahas karakteristik penumpang travel Sumbawa-Mataram dan mencoba mengidentifikasi alasan di balik preferensi mereka terhadap travel.
Berdasarkan survei yang dilakukan, karakteristik penumpang travel ini cukup menarik. Ditemukan bahwa sekitar 59% dari penumpang travel adalah wanita, sementara 41% sisanya adalah laki-laki. Rentang usia penumpang ini paling banyak berkisar antara 20 hingga 29 tahun, dan mayoritas dari mereka telah menyelesaikan pendidikan S1/S2/S3. Dalam hal pendapatan, sebagian besar penumpang travel memiliki penghasilan berkisar antara Rp. 1.000.000 hingga Rp. 2.000.000 per bulan. Selain itu, banyak dari mereka juga memiliki kendaraan pribadi berupa sepeda motor.
Menariknya, mayoritas dari penumpang travel ini melakukan perjalanan dengan tujuan bisnis atau bekerja, yang menunjukkan bahwa travel adalah pilihan yang cukup sering digunakan oleh pekerja atau mereka yang memiliki bisnis di Mataram. Salah satu faktor penting yang mendorong mereka memilih travel adalah kenyamanan yang ditawarkan oleh moda transportasi ini.
Dari hasil survei, digunakan metode State Preference untuk mengembangkan model pemilihan travel. Hasilnya adalah formula dalam bentuk regresi linear berganda, yang mencerminkan nilai utilitas pemilihan travel:
Y = 7,251 + (-0,078)X1 + 0,127X2 + 0,908X3
Dalam rumus ini, (Y) adalah nilai utilitas pemilihan travel, (X1) adalah biaya perjalanan, (X2) adalah jumlah jadwal keberangkatan harian, dan (X3) adalah pelayanan yang ditawarkan oleh travel.
Selanjutnya, dilakukan perhitungan nilai utilitas dan probabilitas pada masing-masing model. Dari hasil analisis ini, disimpulkan bahwa model pemilihan travel dengan biaya perjalanan sekitar Rp. 140.000, jumlah jadwal keberangkatan sebanyak 5 kali sehari, dan pelayanan yang terdiri dari 6 item adalah model pemilihan moda transportasi umum travel terbaik untuk rute Sumbawa-Mataram. Model ini memiliki nilai utilitas sebesar 2,41 dan probabilitas sekitar 92%, yang mengindikasikan bahwa ini adalah pilihan yang paling diunggulkan oleh penumpang untuk melakukan perjalanan antara kedua kota tersebut.
Penelitian ini memberikan wawasan yang berharga tentang preferensi penumpang travel Sumbawa-Mataram. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik dan faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi, dapat membantu pihak terkait dalam meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi para penumpang travel. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan transportasi di wilayah ini, yang dapat berkontribusi pada pengembangan infrastruktur dan layanan transportasi yang lebih baik di masa depan.