Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknologi Lingkungan dan Mineral Universitas Teknologi Sumbawa baru-baru ini menyelenggarakan Webinar Berape Maras Episode 4 NGOPI 1: Sumbawa Kenapa Banjir? Mengupas Penyebab Banjir Sumbawa dan Penanganannya. Acara ini diadakan pada Selasa, 27 Juni 2023 melalui Platform Zoom Meeting dan berhasil menarik perhatian banyak peserta dibandingkan dengan episode sebelumnya.
Siapa sangka, di balik panorama alam Sumbawa yang memesona, terdapat masalah yang menghantui wilayah ini. Pada webinar ini, kita dibawa untuk memahami penyebab banjir yang terjadi di Kabupaten Sumbawa secara mendalam.
Pada episode kali ini, materi pertama disampaikan oleh Aryan Pradana Putra dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa. Ia membahas gambaran penyebab banjir di Kabupaten Sumbawa berdasarkan isu strategis yang diambil dari sumber data primer, sekunder, dan isu yang berkembang di media sosial. Aryan juga menjelaskan strategi penanganan banjir di Sumbawa.
Dalam penjelasannya, Aryan memaparkan bahwa salah satu penyebab banjir di Kabupaten Sumbawa adalah kerusakan hutan yang disebabkan oleh aktivitas deforestasi seperti illegal logging, perambahan, dan kebakaran. Data menunjukkan bahwa perambahan hutan di Kabupaten Sumbawa mencapai angka 30 ribu hektar. Selain itu, pembukaan hutan untuk lahan penanaman jagung juga dianggap sebagai masalah utama yang menyebabkan banjir. Selain faktor tersebut, timbulan sampah yang tidak terkelola dengan baik juga menjadi salah satu penyebab banjir di wilayah tersebut. Curah hujan tinggi juga memicu banjir, sementara kondisi fisik sungai yang mengalami pendangkalan akibat laju sedimentasi yang tinggi juga berkontribusi pada masalah ini.
Selain itu, Aryan juga menjelaskan tentang konsep Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan. Konsep ini berdasarkan jasa ekosistem tata aliran air dan banjir di Pulau Sumbawa, yang dibagi menjadi beberapa kelas dengan luasan yang berbeda. Kelas sangat tinggi mencakup 745.910,16 hektar (48,79%), kelas tinggi mencakup 22.996,27 hektar (1,50%), kelas sedang mencakup 103.381,04 hektar (6,76%), kelas rendah mencakup 390.892,15 hektar (25,57%), dan kelas sangat rendah mencakup 265.783,94 hektar (17,38%).
Dalam materi kedua, Adi Mawardin, Dosen Program Studi Teknik Sipil UTS, menyampaikan analisis hidrologi dan hidrolika. Analisis hidrologi digunakan untuk memperoleh besaran banjir rancangan berbagai kala ulang, mencatat debit di sungai, dan mengalirkan hujan menjadi aliran. Sedangkan analisis hidrolika digunakan untuk mengetahui kapasitas alur dan profil muka air, analisis aliran tidak permanen (unsteady flow), dan prinsip penelusuran banjir (flood routing).
Adi juga menjelaskan tentang analisis risiko banjir dan pola pengendalian banjir. Untuk mengurangi risiko banjir, Adi menekankan pentingnya pengendalian banjir dengan menggunakan pendekatan struktural dan non-struktural. Pendekatan struktural melibatkan pembangunan tanggul, saluran drainase, kolam penampungan, dan pengaturan tata ruang yang memperhatikan pola aliran air. Sedangkan pendekatan non-struktural meliputi pemberitahuan dan penyebaran informasi prakiraan banjir, reaksi cepat dan bantuan penanganan darurat banjir, serta pemulihan dan penilaian kerusakan akibat banjir.
Materi terakhir disampaikan oleh Dr. Rusdianto dari Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sumbawa. Dr. Rusdianto membahas isu-isu strategis terkait wilayah sungai Sumbawa dan persoalan banjir di Kabupaten Sumbawa. Ia menjelaskan bahwa tidak semua ancaman bencana dapat dicegah, namun beberapa ancaman bencana terkait dengan daya dukung lingkungan dapat dicegah melalui kebijakan pembangunan, implementasi, budaya masyarakat, dan kerentanan bencana lainnya.
Dr. Rusdianto menyoroti pentingnya pengelolaan sungai yang baik untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan pemanfaatan yang berkelanjutan. Ia juga mencatat bahwa Kabupaten Sumbawa telah mengalami beberapa bencana seperti banjir, angin puting beliung, tanah longsor, gelombang pasang, gempa bumi, dan kebakaran.
Dalam mengatasi banjir di Sumbawa, Dr. Rusdianto menekankan langkah-langkah strategis yang meliputi pengelolaan banjir melalui pembangunan infrastruktur seperti tanggul, saluran drainase, dan reservoir penampung air hujan. Selain itu, tata ruang yang baik, pengelolaan erosi tanah dengan penghijauan dan penanaman vegetasi kuat di sekitar sungai, serta pengelolaan pencemaran air juga menjadi langkah penting. Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan sungai dan partisipasi mereka dalam pengelolaan sungai juga dianggap kunci. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor terkait juga diperlukan dalam pengelolaan sungai. Di Sumbawa, terdapat Forum Komunikasi Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Forum PSDAT) yang menjadi wadah bagi berbagai pihak dalam mengelola sumber daya air.
Webinar Berape Maras Episode 4 NGOPI 1: Sumbawa Kenapa Banjir? Mengupas Penyebab Banjir Sumbawa dan Penanganannya berhasil memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang penyebab banjir di Sumbawa dan strategi penanganannya. Dengan adanya pengetahuan ini, diharapkan dapat dilakukan tindakan preventif dan penanganan yang lebih baik untuk mengurangi dampak banjir di masa depan.