Dosen Teknik Lingkungan UTS Presentasikan Penelitiannya di AIFIS-MSU Conference on Indonesian Studies 2023

  1. Home
  2. /
  3. News
  4. /
  5. Teknik Lingkungan
  6. /
  7. Dosen Teknik Lingkungan UTS Presentasikan Penelitiannya di AIFIS-MSU Conference on Indonesian Studies 2023

Sumbawa, 13 Juli 2023 – Pada AIFIS-MSU Conference on Indonesian Studies 2023 yang diadakan oleh Michigan State University, Nurul Amri Komarudin, dosen Teknik Lingkungan dari Universitas Teknologi Sumbawa, telah berhasil lolos untuk mempresentasikan hasil penelitiannya melalui Platform Zoom Meeting. Konferensi yang bertema “The Promises and Dilemmas of Indonesia” ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menyelidiki berbagai topik, termasuk kebangsaan, adat dan hukum, gender dan ras, lingkungan dan perubahan iklim, bisnis, politik, dan agama.

Penelitian yang dipresentasikan oleh Amri berjudul “How Does Traditional Ecological Knowledge Go Hand in Hand with the Government Policy? Case of Agriculture Sector” atau “Bagaimana Kearifan Lingkungan Tradisional Berjalan Seiring dengan Kebijakan Pemerintah? Studi Kasus pada Sektor Pertanian.” Penelitian ini telah dilakukan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dari Desember 2022 hingga Juni 2023. Semua biaya penelitian ditanggung oleh BPLDH melalui skema hibah “Dana Terra,” dengan kerjasama dari dosen-dosen Universitas Gadjah Mada dan Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta.

Hasil penelitian menarik yang berhasil Amri temukan adalah tentang praktik Traditional Ecological Knowledge (TEK) yang diadopsi oleh petani di dataran Kulon Progo. Salah satu sistem yang mereka terapkan adalah sistem surjan, yang berfungsi penting sebagai diversifikasi tanaman serta mitigasi dampak banjir. Sistem surjan ini telah diakui sebagai cagar budaya Kulon Progo dan dijadikan peraturan resmi di sektor pertanian oleh pemerintah setempat.

Selain itu, TEK lain yang diatur secara formal juga diterapkan oleh petani yaitu pranata mangsa. Pranata mangsa adalah kalender musim yang digunakan untuk menentukan waktu budidaya. Meskipun perubahan iklim membuat penerapan pranata mangsa menjadi lebih rumit, namun pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertanian, telah melengkapi pranata mangsa dengan ilmu klimatologi modern yang disebut KATAM (Kalender Tanam atau kalender tanam terpadu).

Sementara itu, di kawasan perbukitan Kulon Progo, petani telah secara turun temurun menerapkan praktik agroforestri. Agroforestri bukan hanya mendukung mitigasi bencana tanah longsor tahunan secara geografis, tetapi juga menjadi praktik diversifikasi pendapatan bagi petani di wilayah tersebut. Pemerintah Kulon Progo telah memberikan berbagai bantuan seperti bibit kopi dan buah, workshop pengolahan kopi, dan subsidi pupuk untuk mendukung penerapan agroforestri ini.

Partisipasi Nurul Amri Komarudin dalam konferensi ini menjadi bukti nyata tentang peran penting penelitian ilmiah dalam mendukung kebijakan pemerintah yang berkelanjutan dan berbasis pada kearifan lokal. Kontribusi penelitian Amri dalam menghubungkan Traditional Ecological Knowledge dengan kebijakan pertanian pemerintah telah memberikan dampak positif bagi masyarakat petani di Kulon Progo. Harapannya, hasil penelitian ini akan semakin menginspirasi upaya lebih lanjut dalam memadukan kearifan lokal dengan kebijakan yang dapat membawa manfaat bagi lingkungan dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.