Peluang dan Tantangan Kelapa Sawit di Bima oleh Nurul Amri Komarudin

  1. Home
  2. /
  3. News
  4. /
  5. Teknik Lingkungan
  6. /
  7. Peluang dan Tantangan Kelapa Sawit di Bima oleh Nurul Amri Komarudin

Bima, Nusa Tenggara Barat – Dosen program studi Teknik Lingkungan, Nurul Amri Komarudin menjadi pemateri kegiatan Sosialisasi dan Expo Sawit 2022 dengan Tema “Hilirisasi Kelapa Sawit dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat” yang dilaksanakan oleh Jaringan Indonesia Muda (JIM) pada Rabu (23/11/22).

Kegiatan ini merupakan hasil dari kerja sama DPR RI Komisi 4 dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). dihadiri oleh H. Muhammad Syafruddin, Anggota DPR RI Komisi 4, Eddy Abdurrachman, Direktur Utama BPDPKS, Juwita Yandi, Ketua Harian ASPEKPIR dan H. Muhammadiyah Natsir, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bima.

Nurul Amri Komarudin memberikan materi Pengembangan Kelapa Sawit di Bima, Sabtu, (23/11/22)

Nurul Amri Komarudin dalam materinya menyampaikan terkait dengan Pengembangan Kelapa Sawit di Indonesia: Peluang dan Tantangannya dilihat dari Aspek Kebijakan Lingkungan dan Karakteristik Fisika Lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit. 

“Potensi perkebunan kelapa sawit di Indonesia ini sangat besar sekali, berdasarkan data dari Indexmundi (2019) bahwasannya Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara dengan produksi kelapa sawit tertinggi yaitu sekitar 42.5 juta MT, kemudian disusul oleh Malaysia 19.8 juta MT dan yang ketiga adalah Thailand dengan produksi kelapa sawit sekitar 3 juta MT,” Tutur Amri dalam materinya.

Perkebunan Kelapa sawit juga merupakan salah satu subsektor yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di Indonesia berdasarkan penelitian Komarudin (2020), bahwasannya diatas 1,3 juta KK di Indonesia pendapatannya adalah berasal dari sektor perkebunan kelapa sawit, selain itu perkebunan kelapa sawit juga menyumbang sebesar 45.02% pada Product Domestic Regiobal Bruto (PDRB), kemudian menyubang sebesar 87% pada kegiatan export non-migas. Berdasarkan Hasil Penelitian Ryan B. Edwards (2010). Perkebunan kelapa sawit sejak tahun 2000 telah berkontribusi membantu 10 juta orang lepas dari kemiskinan dan setidaknya 1,3 juta masyarakat pedesaan keluar dari garis kemiskinan. Suatu Kabupaten dengan ada perkebunan kelapa sawit di dalamnya mengalami penurunan angka kemiskinan yang signifikan dibandingkan dengan Kabupaten tanpa Perkebunan kelapa sawit.

Selain potensi perkebunan kelapa sawit di Indonesia juga memiliki tantangan tersendiri, seperti adanya penggundulan hutan secara besar-besaran untuk melakukan ekspansi lahan sawit tanpa legalitas yang jelas, kemudian adanya eksploitasi lingkungan dan sumber daya alam, terbatasnya daya dukung lingkungan, terjadinya deforestasi dan degradasi lahan, dan konversinya lahan gambut menjadi lahan sawit. Apabila pola eksploitasi saat ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin lingkungan dan semua sumber daya alam yang terkandung di dalamnya akan hilang. 

Berdasarkan hal tersebut, Amri sebagai pemateri memberikan suatu solusi terkait dengan Implementasi kebijakan pengelolaan lingkungan perkebunan kelapa sawit dan mengkaji terkait dengan karakteristik fisika lingkungan perkebunan kelapa sawit.

Dalam rangka meningkatkan daya saing industri minyak kelapa sawit di Indonesia, terdapat beberapa rekomendasi kebijakan, yaitu antara lain: Meningkatkan produktivitas kelapa sawit, khususnya perkebunan rakyat; Memperkuat value chain produk-produk kelapa sawit dan turunannya; Memperluas akses permodalan dan jaminan kepemilikan perkebunan, khususnya bagi petani sawit; dan Pembinaan dan pengawasan pengelolaan lingkungan dampak dari aktivitas perkebunan kelapa sawit.