Sumbawa, 31 Oktober 2024 – Indonesia merupakan salah satu negara dengan hasil tambang terbesar di dunia. Hal ini terjadi karena lokasinya yang strategis dan mempunyai geologi yang beragam. Hasil barang tambang di Indonesia menjadikan sektor pertambangan yang paling aktif di pasar modal, tak heran jika banyak limbah hasil pertambangan yang harus ditangani dengan baik.
Limbah pertambangan adalah limbah yang dihasilkan dari proses produksi di perusahaan pertambangan. Limbah pertambangan yang melebihi standar lingkungan sekitar dapat memiliki dampak negatif. Oleh karena itu, pengelolaan limbah pertambangan yang efektif dan berkelanjutan sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif tersebut.
Kegiatan pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang menghasilkan limbah dalam jumlah besar yang jika tidak dikelola akan berpotensi menimbulkan resiko pencemaran lingkungan. Salah satu jenis pengelolaan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemanfaatan terhadap limbah yang dihasilkan.
Macam-macam sampah pertambangan yang sering ditemui
Tailing merupakan sisa dari proses pengolahan bijih setelah logam berharga seperti emas, perak, dan lainnya dipisahkan. Tailing merupakan limbah berbahaya dan beracun (B3) yang terdiri dari: Batuan dasar, logam yang tidak dapat dipulihkan, bahan kimia, bahan organik, limbah dari proses pengambilan.
Limbah padat adalah sisa dari aktivitas sehari-hari manusia atau proses alami yang berwujud dalam bentuk padat. Limbah padat disebabkan oleh sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas industri, kertas, serbuk besi, kain, dan plastik. Tumpukan yang bersumber dari bahan-bahan ini sering menjadi masalah lingkungan
Limbah cair merupakan cairan yang berasal dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, industri, pertanian, dan proses alami.
Dampak dari limbah pertambangan terhadap lingkungan
Dampak limbah tambang pertama yang paling meresahkan adalah pencemaran akibat air limbah tanpa pengolahan yang dibuang langsung ke sungai. Limbah pertambangan adalah limbah yang dihasilkan dari proses produksi di perusahaan pertambangan. Limbah pertambangan yang melebihi standar lingkungan sekitar dapat memiliki dampak negatif. Oleh karena itu, pengelolaan limbah pertambangan yang efektif dan berkelanjutan sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif tersebut. Limbah pertambangan yang mengandung logam berat dan bersifat asam dapat mencemari air tanah, sungai, dan laut.
Bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam pertambangan, seperti logam berat (merkuri, timah, dan arsenik), dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Saat logam berat mencemari air, tanah, atau udara, mereka dapat masuk ke dalam rantai makanan melalui ikan, tanaman, atau hewan yang terkontaminasi. Hasilnya, logam berat ini dapat berakhir dikonsumsi oleh manusia.
Di dunia pertambangan degradasi lahan merupakan dampak yang sangat signifikan. Praktik ini biasanya menyebabkan lubang besar dengan kedalaman mencapai 30-40 meter. Dibanyak lokasi tambang, lubang ini dibiarkan begitu saja.
Solusi Untuk Mengurangi Dampak Lingkungn Dari Aktivitas Pertambangan
“Mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas pertambangan adalah tanggung jawab yang harus diambil dengan serius, pengolahan limbah yang lebih ramah lingkungan dan pemanfaatan kembali material sisa adalah langkah penting yang bisa langsung mengurangi dampak negatif dari tambang”. Ujar salah satu mahasiswi semester 3 dari program studi teknik pertambangan.
Ada beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk mengurangi dampak dari aktivitas pertambangan, yang diantaranya adalah:
Reklamasi, reklamasi merupakan proses pengolahan kembali lahan bekas tambang dengan tujuan untuk memulihkan fungsi ekologis lahan setelah kegiatan tambang selesai. Limbah sisa kegiatan pertambangan harus diolah dengan benar, tujuan utama dari pengolahan limbah yang benar adalah untuk mencegah pencemaran tanah, air, dan udara serta meminimalisir dampak negatif limbah terhadap ekosistem dan masyarakat di sekitarnya.
Pengecekan secara berkala dilakukan untuk menyelidiki kesesuaian antara pelaksanaan program perusahaan pertambangan dengan keadaan lingkungan. Tindakan ini dilakukan secara rutin untuk mencegah terjadinya dampak negatif yang mungkin timbul dari kegiatan pertambangan.
Menanam kembali pohon dan tanaman asli di sekitar area pertambangan membantu mencegah erosi, mengembalikan kesuburan tanah, serta memulihkan habitat hewan. Dengan begitu, reboisasi bisa meminimalkan dampak kerusakan serta kerugian yang disebabkan oleh banjir.
Limbah sisa kegiatan pertambangan perlu diolah dengan benar agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Jika tidak diolah dengan baik, limbah pertambangan dapat mencemari air dan tanah, sehingga berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Manajemen limbah pertambangan yang baik sangat penting untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan menerapkan beberapa solusi seperti reklamasi, pengolahan limbah, pengecekan berkala, reboisasi, dan pengolahan limbah. Solusi tersebut bisa mengurangi pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.
Referensi Web: greenchem. co. id
Referensi Jurnal: sg.docworkspace.com