Limbah industri, khususnya limbah dari industri pengolahan kayu, sering kali menjadi masalah lingkungan yang besar. Salah satu limbah yang dihasilkan adalah serbuk kayu mahoni, yang banyak tersedia di industri mebel. Namun, tahukah Anda bahwa limbah ini sebenarnya dapat dimanfaatkan menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi? Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Saiful, Rita Desiasni, Fauzi Widyawati, dan Maitsa Fikri Nabila dari Universitas Teknologi Sumbawa menunjukkan potensi besar serbuk kayu mahoni dalam pembuatan komposit partikel.
Indonesia adalah salah satu negara penghasil kayu terbesar di dunia, dengan produksi kayu gergajian mencapai 2,6 juta m³ per tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 54,24% merupakan limbah, termasuk serbuk kayu. Limbah ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menumpuk dan menyebabkan masalah lingkungan. Namun, penelitian ini berupaya mengubah masalah ini menjadi peluang dengan memanfaatkan serbuk kayu mahoni sebagai bahan dasar untuk membuat komposit partikel, yang bisa digunakan dalam berbagai aplikasi industri.
Para peneliti menggunakan serbuk kayu mahoni yang dicampur dengan resin epoksi dalam berbagai perbandingan, yaitu 30%, 50%, dan 70% volume serbuk. Sebelum pencampuran, serbuk kayu tersebut direndam dalam larutan NaOH 2% selama satu jam, sebuah proses yang dikenal sebagai alkalisasi. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lignin, zat yang dapat mengganggu ikatan antara serbuk dan resin.
Setelah itu, komposit yang dihasilkan diuji untuk melihat kekuatan fisik dan mekaniknya. Pengujian ini meliputi Modulus of Elasticity (MOE), Modulus of Rupture (MOR), serta densitasnya. Selain itu, struktur mikro dari komposit juga dianalisis menggunakan mikroskop optik untuk melihat bagaimana distribusi partikel dan kualitas ikatan antara partikel kayu dan resin.
Hasil dari penelitian ini sangat menjanjikan. Komposit dengan perbandingan volume serbuk 30% dan resin 70% menunjukkan performa terbaik. Dalam hal kekuatan mekanik, nilai MOE tertinggi yang dicapai adalah 6145,51 kgf/cm², sementara nilai MOR tertinggi mencapai 167,38 kgf/cm². Densitas komposit juga menunjukkan hasil yang signifikan, dengan nilai tertinggi sebesar 0,87 gr/cm³.
Mikrostruktur komposit menunjukkan bahwa perlakuan alkalisasi NaOH sangat efektif dalam meningkatkan kualitas ikatan antara serbuk kayu dan resin. Struktur yang lebih homogen dan minimnya void (rongga kosong) dalam komposit menjadi bukti keberhasilan perlakuan ini. Sebaliknya, komposit yang tidak mengalami alkalisasi menunjukkan masalah pada ikatan antara serbuk dan resin, yang disebabkan oleh lapisan lignin yang tidak hilang sepenuhnya.
Penelitian ini menegaskan bahwa variasi volume serbuk kayu mahoni dan perlakuan alkalisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kekuatan dan kualitas komposit partikel yang dihasilkan. Dengan fraksi volume serbuk 30% dan resin 70%, yang telah melalui proses alkalisasi, komposit ini menunjukkan kekuatan fisik dan mekanik yang unggul, serta memenuhi standar JIS A 5908-2003.
Hasil dari penelitian ini tidak hanya membuka peluang untuk mengembangkan material komposit yang lebih kuat dan efisien, tetapi juga menjadi solusi yang ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah industri kayu. Penelitian ini membuktikan bahwa dengan inovasi dan teknologi yang tepat, limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi produk yang bernilai tinggi dan bermanfaat bagi berbagai industri.